Transfer Terburuk Juventus Sepanjang Masa

Si Nyonya Tua begitulah klub begitulah klub yang berada di kota Turin, Italia ini dijuluki. Sejak didirikan 1 November 1897, Juventus telah mengoleksi berbagai gelar domestik maupun inter-domestik bahkan hingga saat ini, Juventus adalah penguasa Serie A dengan memenangkan 32 title juara. Pemain-pemain top datang silih berganti ke dalam skuad La Vecchia Signora seperti Ibrahimovic, Zidane, van Der Sar, Thuram, Buffon dan masih banyak lagi tetapi tahukah anda, layaknya sebuah tim pastilah pernah melakukan kesalah dalam mendatangkan pemain dan Juventus pun tak luput akan hal itu. Mari kita cari tahu.


10. Tiago Mendes


13 juta adalah biaya yang mesti dikeluarkan oleh Juventus pada 2007 ketika memboyong Tiago dari klub Prancis Lyon. Musim pertamanya di Italia merupakan sebuah mimpi buruk La Vecchia Signora. Gelandang Portugal ini tidak pernah membuktikan diri dan dengan segera menyegel tempatnya di bangku cadangan apalagi ditambah dengan munculnya Claudio Marchisio dan kedatangan Felipe Melo dan Diego membuatnya kian terperosok. Salah satu alasan mengapa ia menghangatkan bangku ialah cedera. Tiago bermain sebanyak 42 kali dan tak pernah sekalipun mencetak gol untuk Juventus selama rentang tahun 2007-2011.

Pada tahun 2010, ia dipinjamkan ke klub Spanyol Atletico Madrid di mana ia menemukan kembali sentuhannya. Pada bulan Juli 2011 ia menandatangani kontrak permanen untuk Atletico mengakhiri karirnya di Italia.



9. Marco Motta


Juventus mengakuisisi Marco Motta dari Udinese dengan status pinjaman dengan pada musim 2010-2011. Motta diproyeksikan menggantikan peran Caceres dan Zebina sebagai bek kanan menyusul keluarnya dua pemain tersebut.
Motta memiliki musim pertama yang berat di Turin setelah kalah bersaing dengan Frederik Sorensen. Ketika dimainkan, ia sering kali membuat blunder yang berakibat fatal pada permainan tim.

Konyolnya, setelah mengakhiri kampanyenya yang buruk bersama tim pada musim 2010-2011,  Juventus memutuskan untuk mempermanenkan statusnya di akhir musim. Kedatangan Stephan Lichsteiner pun membuatnya hanya menjadi pemain bayangan kesekian. Barangkali ia hanya dipermanenkan untuk jaga-jaga jikalau salah satu dari pilihan utama tidak dapat bermain akibat kartu merah ataupun cedera. Ia pun menjadi pilihan setelah Lichtsteiner, Grygera dan pemain berusia 18 tahun, Sorensen.


8. Armand Traore


Ia kehilangan kesempatan sejak hari pertama berada di Turin. Cedera membuatnya lebih sering duduk bersama dokter tim daripada bersama para pemain lain. Traore hanya bermain sebanyak 10 kali bersama tim. Traore didatangakan guna menambahkan kedalaman sisi kiri Juventus dan ia juga mesti bersaing dengan senior tim seperti Paolo De Ceglie dan Fabio Grosso. Selain faktor cedera, ia juga bermasalah ketika diturunkan karena tak ada sama sekali dampak signifikan dalam tim ketika ia berada di dalam lapangan. Apalagi pelatih Juventus saat itu Luigi Del Neri ialah sosok pelatih yang gemar dalam menerapkan permainan aktif dari kedua sisi sayapnya.
Akhir musim menjadi jalannya untuk pulang kembali ke Arsenal.


7. Mohamed Sissoko



Mohamed Sissoko bergabung dengan Juventus sebagai suksesor Patrick Vieira. Banyak yang berpikir dengan postur badan yang menyerupai Viera, diharapkan ia akan menyamai level Viera. Sayangnya, tidak!


Sissoko datang ke Italia setelah menunjukkan permainan yang cukup baik di Liga Premier untuk Liverpool namun belum membuktikan dirinya sedikit pun. Apakah karena cedera, kurangnya waktu bermain yang diberikan kepadanya oleh pelatih Juventus saat itu, atau pun karena gaya bermainnya yang sembrono ketika ia di lapangan. Sissoko tidak memiliki dampak apapun pada tim ini sejak tiba pada bulan Januari 2008. 

Juventus telah kehilangan kepercayaan dalam dirinya karena ia telah menghabiskan sebagian besar karirnya untuk duduk di bangku cadangan. Karirnya di Italia yang panjang pun berakhir pada tahun 2014 ketika dipinang Levante.


6. Christian Poulsen



Christian Poulsen cocok dengan apa yang dibutuhkan tim, ia pekerja keras dan agresif. Dia menikmati kesuksesan di FC Copenhagen sebelum pindah ke klub-klub Eropa yang lebih besar. Poulsen bermain baik di Sevilla di mana ia memenangkan Piala UEFA 2007 dan Juventus terkesan dengan performanya

Gelandang Denmark ini bergabung dengan Juve pada tahun 2008 untuk biaya transfer sebesar € 9.75 dan gaji tahunan sebesar € 3 juta. Dari awal Poulsen gagal membuktikan dirinya di panggung besar bersama raksasa Italia, terlalu sering mendapatkan kartu dan bermain out-position. Ia menyimpang jauh dari permainan keras-defensif dan mulai jatuh cinta dengan mendistribusikan bola yang sering tidak tepat dan berakibat fatal.

Poulsen bermain dua musim untuk Juventus sebelum dijual ke Liverpool seharga € 4.5 juta 2010-2011. Saat ini ia kembali ke kampung halamannya untuk bermain bersama FC. Copenhagen.



5. Vicenzo Iaqunta

  
Vincenzo Iaquinta membuat namanya naik setelah mencetak gol di Piala Dunia 2006 melawan Ghana. Ia bermain untuk Udinese tetapi diberi kesempatan besar pada tahun 2007 ketika ia bergabung dengan Juventus.
 

Catatan golnya 30 gol dalam 88 penampilan, tapi statistik itu menyesatkan. Waktu bermain Iaquinta di Juventus dapat diringkas dalam satu kata, cedera. Setiap kali ia mulai bermain dengan baik maka ia akan kembali cedera.Iaquinta tidak pernah benar-benar masuk ke dalam permainan karena cedera yang ia telah ditangani. Awal musim 2011, ia absen selama tiga minggu dan kehilangan tur ke Amerika Serikat.

11.300.000 adalah harga yang tinggi pada saat itu tetapi tidak dapat ditunjukkan bahwa ia sesuai dihargai demikian.



4. Amauri


Kembali pada saat Juventus menandatangani Amauri senilai € 22.600.000, sulit untuk membantah bahwa ia bukan pemain yang baik. Terbukti gol-golnya di Serie A untuk Palermo dan juga saat itu Juventus sedang membutuhkan seorang finisher handal. Mimpi buruk pun menjadi kawan bagi penyerang Italia berdarah Brazil ini.

Dalam 71 penampilan untuk Bianconeri, Amauri hanya mencetak 17 gol. Dia berjuang  bersama Alessandro Del Piero di lini depan dan tampak tidak seperti pemain berbahaya seperti ketika ia berada di Palermo.

Juventus tidak hanya menghabiskan € 22.600.000 tetapi mereka juga menyerahkan Antonio Nocerino, dan Davide Lanzafame. Pada tahun 2011 Amauri dipinjamkan ke Parma dan di sana ia menemukan kembali sentuhannya dengan mencetak tujuh gol dalam sebelas pertandingan. Pada tahun 2012, Amauri dilepas ke Fiorentina dengan dihargai
€500.000.



3. Jorge Martinez


Sulit untuk memahami mengapa sebenarnya Juventus menghabiskan 12 juta untuk Jorge Martinez. Pemain asal Uruguay ini tidak pernah membuktikan dirinya di sebuah klub besar sebelum bergabung dengan raksasa Turin. Klub sebelumnya, Catania, terus berjuang untuk tetap keluar dari zona degradasi dan kesuksesannya dalam berperan bagi klub kecil itu untuk tidak terdegradasi mungkin merupakan indikator Juve menebusnya dari Catania

Martinez berjuang memulihkan cederanya pada hampir sebagian besar musimnya pada tahun 2010. Pemain sayap ini dinilai egois dan tanpa visi.

Martinez mungkin menjadi pemain yang baik tapi dia tentu bukan pemain yang layak ditebus 12.000.000. Hingga saat ini ia menjadi pemain Juventus yang dipinjamkan ke klub Liga Uruguay, Juventud.



 2. Felipe Melo



Sebagai bagian dari belanja besar Juventus pada musim panas 2009, Felipe Melo bergabung dengan klub Turin dari Fiorentina dengan harga 25 juta. Pengalaman Melo di Serie A dan permainannya untuk Brasil di Piala 2009 FIFA Konfederasi menarik minat serius dari Juventus.

Melo tidak pernah bemain selayaknya pemain
25 juta yang disematkan pada dirinya dia akan sering menjadi kambing hitam untuk perjuangan tim. Sang gelandang bertahan ini pun tidak pernah diterima dengan hangat oleh fans Juventus dan dia pun sebaliknya.
 

Kepindahannya ke Juventus sejak awal disfungsional. Temperamen serta tidak disiplin membuatnya berada dalam kesulitan. Ditambah lagi terlalu banyak kartu merah yang diterimanya dan keputusan sembrono semakin meringkas waktunya di Turin. Sekarang ia bermain untuk rival Juventus, Internazionale. 
 

1. Diego

  
Namanya mencuat ketika ia menjalani musim terbaiknya di Bundesliga tahun 2008-09 dengan Werder Bremen. Pada usia muda, Pemain Brazil ini berada di jalur cepat untuk menjadi bintang setelah dipanggil ke timnas senior pada 2005.
Gaya bermainnya menarik perhatian klub-klub besar di Eropa tapi tidak ada yang lebih percaya kepadanya selain Juventus. Bianconeri membutuhkan playmaker di lini tengah setelah Pavel Nedved pensiun musim 2008/2009, sehingga mereka memecahkan celengan bank untuk menebus Diego.
Juventus membayar biaya transfer € 24.500.000 ditambah tambahan € 2,4 juta sebagai bonus. Karir Serie A-nya dimulai dengan baik, tetapi perjuangannya untuk beradaptasi dengan permainan Italia dinilai sangat lamban dan membuat fans jenuh. Diego hanya mencetak lima gol untuk Juventus dalam 33 penampilan. Ia hanya berada semusim di Italia mengingat kegagalannya beradaptasi.La Vecchia Signora menjual dia kembali ke Jerman dengan harga € 14.750.000 di musim berikutnya. Saat ini dia bermain untuk klub liga Brazil, Flamengo.






Pastinya banyak sekali versi transfer terburuk juventus, namun yang terpampang disini merupakan hasil penelusuran sendiri dan dipilih dengan membaca banyak artikel.   
 

Comments

Popular posts from this blog

Pemain Sepakbola Keturunan Indonesia Yang Merumput di Eropa

Transfer Terburuk Inter Milan Sepanjang Masa